Rabu, 22 Agustus 2012

Liputan Langsung Perjalanan Delegasi PKS ke Rohingya | LiveTwit @lediahanifa




Ledia Hanifa
@lediahanifa
Anggota Komisi VIII DPRRI, KaBid Humas Kaukus Perempuan Parlemen RI



---
Delegasi Indonesia ke Myanmar tiba di Naypyidaw, Myanmar, Selasa(21/8) malam. Delegasi terdiri 4 anggota parlemen dari F-PKS (Hidayat Nur Wahid, Moh. Sohibul Iman, Nurhasan Zaidi dan Ledia Hanifa) serta dua staf Menteri Sosial (Suryama M. Sastra dan Sapto Waluyo).

"Misi kami mendorong pemerintah Myanmar agar membuka akses bagi bantuan kemanusiaan untuk para pengungsi di Rakhine/Arakan. Konflik itu mungkin dinyatakan sebagai masalah domestik, tapi dampaknya jelas melampaui batas negara. Di Indonesia ada sekitar 500 pengungsi Myanmar, belum lagi di perbatasan Bangladesh dan Thailand. Karena itu, kita harus cari solusi sesuai prinsip ASEAN," ungkap Hidayat Nur Wahid selaku Ketua Delegasi.

Ledia Hanifa selaku perempuan anggota parlemen menyatakan, "Indonesia telah mengambil inisiatif untuk dukung proses demokratisasi di Myanmar melalui kaukus parlemen. Saat ini, kita perlu memberi perhatian pada masalah kemanusiaan agar tidak jatuh korban lebih besar, terutama anak-anak dan kaum perempuan. Pemerintah Myanmar harus menghormati HAM dan membuka akses sesuai standar internasional."

Delegasi Indonesia direncanakan bertemu dengan Ketua Parlemen dan Menteri Urusan Perbatasan serta Menteri Kesejahteraan Sosial Myanmar.
---

Untuk mengetahui perkembangan dan lika-liku perjalanan Delegasi Indonesia tersebut berikut kami kutipkan LiveTwit dari ibu Ledia Hanifa melalui akun twitternya @lediahanifa dengan hashtag #bantuRohingya


20 Agustus 2012
  • Bismillah... Cengkareng-Kuala Lumpur-Yangoon-Naypydaw.
  • Terima kasih tuips utk segala do'anya. Masih transit di KL. gak janji bs live tweet di Yangoon n Naypydaw. FYI Naypydaw tuh ibukt Myanmar:)

21 Agustus 2012
  • Alhamdulillah tiba di Naypyidaw stlh berkendara hampir 6 jam dr Yangon. Bersiap bertemu dg parlemen besok. (FPKS akan bertemu parlemen Myanmar membahas ttg Rohingya)
  • Konflik sosial dimanapun korban yg paling menderita adl perempuan dan anak. Sdh sewajarnya jk semua solusi yg ditawarkan tak mlupakan mrk.

22 Agustus 2012
  • Perjalanan darat dari Yangoon ke Naypitaw (dg 't' bkn 'd' ya) sejauh lk.350km ditempuh 6 jam dg konvoi 2 mobil KBRI.
  • Jalan tol Yangon-Naypitaw dibeton, tp banyak org lalu lalang, jg sapi, kambing :D. KBRI tdk sarankan perjalanan malam hari.
  • Pemandangan di kanan kiri menunjukkan tanahnya subur, dg rumah2 beratap rumbia. Hanya sedikit kendaraan yg lewat..
  • Sepanjang jalan tol hanya ada rest area di km 115. Di rest area kami lihat 3 perempuan berkerudung, mirip org Asia Selatan.
  • Kami belum paham knp Muslim di Yangon nggak diapa2kan, tp yg di Rakhine kena tindakan. Pem. Myanmar anggap Rohingya, imigran. (menurut info dlm beberapa pertemuan formal mereka menyebutnya Bengali Moslem.)
  • Jalan di dalam kota Naypyitaw lebarnya 4 jalur di setiap sisi. Jalan tolnya 2 jalur di setiap sisi. Kotanya hijau, teratur.
  • KBRI di Yangon. Jk ada pertemuan dg pem. Myanmar mereka harus bolak balik. Ada penerbangan yg waktu tempuhnya 50menit.
  • Kami menginap di bungalow, bersebelahan dg semacam mall. Para staf hotel sulit ngobrol, nggak bisa bahasa Inggris.
  • Pegawai hotel, lelaki & perempuan, bersarung. Rambutnya pendek. Tdk tahu apakah ada tentara diantara mereka :D
  • Di mall, tersedia barang buatan lokal, tp juga ada barang impor, termasuk dr Indonesia. Kontraktor bandara jg dr Indonesia.
  • situasinya sih sepiiiiiiii. Nggak kelihatan ada tentara dimana2. Sebuah kota bentukan baru.
  • Ngobrol dg Dubes RI utk Myanmar pak S. Soemarsono sambil nunggu jadwal ketemu Ketua Parlemen Myanmar.



23 Agustus 2012
  • Pagi tweeps. Salam dr Naypiytaw, ibukota Myanmar. Alhamdulillah kemarin petang ketemu parlemen Myanmar.


  • Pada pertemuan dg ketua DPD yg merangkap ketua MPR kami dipertemukan dg 2 anggota dari Rakhine state. Salah satunya muslim.
  • Pak HNW banyak beri masukan scr halus, dorong pemerintah Myanmar utk terus lakukan demokratisasi krn sejarahnya yg gemilang.
  • Dlm pertemuan dg DPR Myanmar, mereka bilang akan selesaikan persoalan secepatnya, termasuk soal kewarganegaraan.
  • Bantuan yg paling diperlukan saat ini adalah logistik, makanan dan tempat berteduh karena di Arakan sedang musim hujan.
  • DPR Myanmar jg anggap kedua etnik yg terlibat sbg korban & perlakukan sbg korban. Mereka berharap Bangladesh mau terlibat.
  • Parlemen Myanmar bersistem bikameral dg upper (MPR) & lower house (DPR). Mereka punya 20an komisi, berkantor di 10 gedung.
  • Kompleks gedung parlemennya megah. Tiap dua komisi berkantor di satu gedung.

  • Sampai saat ini tidak ada kejelasan utk dapat ke Sittwe di Rakhine State. Dubes RI sdh bersurat. Siapa tahu hari ini bisa.
  • Rencananya siang ini akan bertemu Menteri Kesejahteraan Sosial dan melanjutkan perjalanan kembali ke Yangoon.
  • Malamnya Insya Allah akan bertemu dengan Asosiasi Muslim Myanmar. Semoga semuanya berjalan lancar..
  • Siang tadi telah bertemu dengan Menteri Kesejahteraan Sosial dan membicarakan beberapa hal.
  • Pak Hidayat Nurwahid @hnurwahid memimpin delegasi bertemu dg Kementerian Kesejahteraan Sosial.

  • Menurut Kementerian Sosial, yang diperlukan untuk orang2 Rakhine antara lain vocational education dan peluang kerja.
  • Dari pertemuan beberapa hari ini, saya optimis bahwa pemerintah Myanmar cukup serius untuk memperbaiki keadaan.
  • Mudah-mudahan keterbukaan mereka terhadap bantuan luar bisa mempercepat perbaikan keadaan.
  • Sekarang sedang siap2 menuju Yangon kembali untuk pertemuan dengan komunitas muslim malam ini.
  • Pertemuan dengan komunitas muslim Myanmar memberikan penjelasan bahwa setiap bantuan harus seizin pemerintah.
  • Dan bantuan harus diberikan pada kedua belah pihak secara proporsional.
  • Selain tentang bantuan, hal lain juga tersampaikan bahwa tidak mudah untuk memperoleh kartu identitas di sini.
  • Dalam sebuah keluarga: bapak, ibu, anak ke-1 bisa dpt identitas. Tapi anak ke-2 & 3 tdk dapat. Meskipun sudah lama diajukan.
  • Tetapi ada juga keluarga yang seluruh anggotanya sudah mendapat kartu identitas.
  • Ketiadaan kartu identitas ini menyebabkan mereka kesulitan utk mencari pekerjaan & pengurusan administratif lainnya.
  • Mudah2an janji parlemen Myanmar untuk menyelesaikan persoalan kewarganegaraan ini benar2 terbukti.
  • Perjalanan spt saat ini memberikan pelajaran utk bnyk mendengar, cermat memberi masukan & kemampuan membaca peluang solusi.
  • Ini menjadi pelajaran berharga dalam hidup. Semoga dapat memberi manfaat berkali lipat.
  • Sebagai bagian dari upaya Indonesia membantu mereka, maka berbagai jalur harus dibuka.
  • Pak Jusuf Kalla sebagai utusan khusus telah membuka jalan untuk bantuan kemanusiaan.
  • FPKS melalui jalur parlemen sbg tahap awal dari hub antar parlemen menjelang pertemuan parlemen Asia Pasifik di Lombok.
  • Kemudian perhatian/bantuan dapat dilanjutkan oleh LSM dan Ormas sebagai hubungan antar komunitas.

24 Agustus 2012

  • Berhubung sampai hari ini blm ada kejelasan izin masuk Sittwe - salah satu daerah yg banyak korbannya. Sebagian kami pulang.
  • Sebagian lagi standby mana tahu ada kesempatan. Sdg diusahakan utk bisa ikut dg pesawat yg membawa bantuan PMI.
  • Sblm pulang tadi sempat kunjungi 2 masjid.Slh satunya lbh mirip musola di Indonesia. 1 lg ada makam Sultan Moghul terakhir.
Sedang berbincang2 di depan Masjid Sultan terakhir Moghul.

25 Agustus 2012

  • Alhamdulillah sudah kembali ke tanah air. Tapi masih terhubung dg teman2 yg masih ada disana dan terus memberikan kabar.
  • Semula teman2 akan ke Sittwe malam ini, namun tertunda karena hari ini tidak ada penerbangan kesana.
  • Sekalian mau antar bantuan dari PMI. Juga menunggu izin yang hanya bisa dikeluarkan oleh Presiden atau Menteri Perbatasan.
  • Sedangkan jika ditempuh jalan darat, membutuhkan waktu cukup lama, kira2 12 jam.
  • Sepertinya bantuan PMI akan diserahterimakan di Yangon, krn pesawat cargo besar tdk bisa mendarat di Sittwe.

26 Agustus 2012

  • Rombongan kedua akan pulang hari ini setelah menunggu beberapa hari dan tidak memperoleh izin.




___________ posted by: Blog PKS PIYUNGAN - Bekerja Untuk Kejayaan Indonesia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar