Begitulah moment lebaran senantiasa menorehkan 'lukanya' saat perpisahan itu harus terjadi. Namun, bagi para pecinta Tuhan, justru 'luka' itu terjadi sebelum lebaran, kala ramadhan secara perlahan meninggalkannya. Sendirian. Tidak! dia tidak sendirian, malah ditemani 'sang narapidana': Syaithon la'natullah alaih. Betapa pilu menyayat qalbu. Ditinggal kekasih dan ditemani musuh.
Laa hawla wa laa quwwata illa billah...
di perhentian ini tak terhitung kita tergelincir
di etape ini berapa kali azzam menguap
di suasana ini tapak-tapak pengabdian sering lunglai
syawal...
dalam pesonamu terkandung jebakan
dalam keramaianmu tersedia kelalaian
dalam tawamu membuncah kepiluan
faidza faraghta fanshob!
titah ilahi mewanti-wanti
"jika sudah selesai satu urusan,
segera kerjakan urusan yang lain'
"Man shoma ramadhana tsumma atba'ahu sittan min syawwal
kaana kashiyamid dahr"
Nabi agung melengkapi
:lanjutkan puasa ramadhan dengan puasa syawal
bukan pahala intinya
tapi istimroriyatul amal yang dituju
agar 'jeda' itu tidak ada
karena 'istirahat' akan membunuhmu
ramadhan tinggal angan
tarbiyahmu hampa di awan
belum sehari ditinggal mu
sepi shubuh masjid ku
belum sehari iblis dilepas
tahajud tilawah semua bablas
duhai robbi pemilik hati
hanya pada mu kuserahkan urusanku
kasihanilah kami di hari fitri
agar tapak pengabdian bisa kulanjutkan
di perantauan, malam 2 syawal 1433
al-faqir ila robbihi
~admin~
___________ posted by: Blog PKS PIYUNGAN - Bekerja Untuk Kejayaan Indonesia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar