Kamis, 13 September 2012

Kabulkan Permintaan Menkominfo RI, Youtube Blokir Film Penghina Nabi

Film 'Innocence of Muslims' memicu pergolakan hebat di sejumlah negara di Timur Tengah. Karena itu, Menkominfo Tifatul Sembiring segera melakukan pemblokiran.

Film itu menghina Nabi Muhammad, dengan menggambarkannya sebagai seorang homoseksual, pelaku pelecehan anak-anak, penyuka banyak perempuan, dan haus darah. Film yang dibuat sutradara Yahudi Sam Becile itu di-unggah ke laman Youtube dan bisa ditonton seluruh masyarakat dunia.

Menteri Komunikasi dan Informatika, Tifatul Sembiring, menegaskan, Indonesia sudah berhasil meminta Youtube untuk memblokir film itu. "Sudah berhasil diblokir sore ini, Indonesia sudah bekerja sama dengan Youtube dan sudah dilaporkan bahwa Innocence of Muslims diblokir untuk Indonesia," ujarnya saat ditemui wartawan di Hotel Sultan, Gatot Subroto, Kamis, 13 September 2012 malam.

Tifatul melanjutkan, Youtube juga sedang mengkaji ulang konten video tersebut untuk diblokir di seluruh dunia. "Ini kan dari luar kontennya. Mereka akan kaji lagi, nanti baru ditutup permanen untuk seluruh dunia," katanya.

Permohonan dari Indonesia untuk memblokir film itu sesuai instruksi Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan. "Saya diinstruksi untuk mengantisipasi dan memblokir Youtube. Itu sudah menewaskan Dubes AS di Libya. Sekarang sudah tidak bisa diakses. Kalau masih ada yang bisa buka, lapor saja ya," lanjut Tifatul seperti diberitakan media online viva news.

Di Mesir, film ini memicu gugatan hukum yang diajukan seorang wartawan Mesir terhadap produser film ini. Disebutkan dalam gugatan tersebut bahwa film ini sengaja ditujukan untuk 'menyerang Islam'. Gugatan ini diawali oleh pemberitaan sejumlah media Mesir yang menyebut sejumlah umat Kopstik Mesir yang tinggal di AS ikut terlibat dalam pembuatan film ini. Pemerintah Mesir pun didesak untuk melepaskan kewarganegaraan orang-orang Mesir yang terlibat dalam film ini.

Film ini memicu unjuk rasa besar-besaran di Kairo, Mesir dan Benghazi, Libya. Ribuan demonstran menyerbu dan menyerang kantor kedutaan dan konsulat AS di dua wilayah tersebut. Bahkan, Dubes AS untuk Libya Christopher Stevens beserta 3 stafnya tewas akibat serangan yang terjadi pada 11 September malam waktu setempat. Mereka tewas akibat serangan roket yang mengenai mobil yang mereka naiki saat akan meninggalkan gedung konsulat menuju tempat yang lebih aman. Pemerintah Libya terang-terang menyebut pelaku pembunuhan Stevens ini merupakan para loyalis mendiang Muammar Khadafi.





___________ posted by: Blog PKS PIYUNGAN - Bekerja Untuk Kejayaan Indonesia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar