Arya Sandhiyudha AS
@AryaSandhiyudha
Ketua DPC PKS Menteng-JKT | Mhs Ph.D di Fatih Univ. Turki - Tuit saya beranjak dari persepsi media Jokowi-Ahok yang bilang dirinya "miskin, sakit perut mikirin anggaran kampanye, dll".
- Citra, efektif berkembang di kalangan kaum kota; yang lebih sering brtemu "realita kedua" di dunia maya, daripada mnyapa di "dunia nyata" :)
- Seperti citra Jokowi-Ahok di "sosial media" yang disebut 'bersih dari politik-uang. Pasti pemuja-nya tak turun ke akar-rumput :)
- Hari2 Pilkada, kami-lah yang melalui-nya, mengetahui apa yang terjadi. Bergaul dengan warga sehari2 yang tentu saling berkisah informasi :)
- Banjir 'politik-uang' itu ke warga di gang-gang kecil-sempit Jakarta. Bagi middle class yang tak berbaur dengan warga. Takkan tahu/Sepelekan.
- Sebagian besar pengguna sosmed 'pemuja-pemuji'nya hanya tahu 'gaya dan bahasa' yang above the line. Sementara pelaku, tahu below the line.
- Termasuk yang masih bertanya, 'politik-uang' di daerah mana. Itu berarti juga kurang berbaur dengan warga2 di gang2 sempit/kecil Jakarta.
- Guyuran 'politik-uang' terjadi merata di seluruh daerah Jakarta. Dikoordinir Per-TPS, utamanya daerah2 kecil-sempit. Menggunakan ragam cara.
- Saya Ketua DPC (kecamatan), mengontrol langsung kader lapangan, plus update info ke semua DPRa (kelurahan) dan KoRW-KoRT yang kami punya..
- Saya juga menengok apa yang terjadi di DPC (kecamatan) lain. Ngeri. Bicara 'gak ada uang', tapi di 'lapangan'? Banjir uang yg mencengangkan!
- Jadi, terus terang saya hanya senyum tipis kalau dengar media, baca sosial.media yang bicara hal2 manis tentang sang 'media darling' ini :)
- Apalagi kalau bicara uang itu hasil 'jualan baju', 'patungan', warga Jakarta sudah 'cerdas' :) Padahal kami tahu "koordinator"nya per TPS :)
- Koordinator itu yang membagi2 pesan berikut "daleman"nya. Jumlah-nya, sampai membuat warga rela pindah 'tugas' dari saksi calon A ke mereka.
- Cek kebenaran memang agak sulit di era kini. Agak sulit, apalagi untuk yang jarang berbaur atau bahkan rumah-nya di mukiman elit.. :)
- Tuit saya tujuannya sederhana: agar semua pihak kritis apa iya Jokowi-Ahok di lapangan "gak nyebar" atau justru "terbesar".
- Jika ada tuips yang kenal dengan Ketua tingkat kecamatan/ kelurahan/ RW/ RT/ TPS Jokowi-Ahok. Sila konfrontir tentang tuit saya ini :)
- Kecuali tuips memang hanya konsumer media, apalagi tidak tinggal di pemukiman penduduk padat, atau kurang baur :)
- Berintegritas itu menurut saya kemenangan sejatinya. Konsekuensi akhirat pertimbangan utama. Bukan kalah-menang Politik an sich.
- Saya kan bukan akun anonim, saya alumnus antropolog tetap harus pegang etika 'primary source', 'grounded theory', 'participatory observation' :)
- Diantara etika Antropolog boleh 'ngoceh' stelah: sumber primer, analisa akar rumput, pengamatan terlibat, hidup brsama warga minimal 1 tahun .
- Saya yakin Koordinator Jokowi-Ahok di akar rumput juga mengiyakan tuit saya.
- Jadi tuips sahabatku sekalian.... Mari kita ini bergerak dengan PEMAHAMAN bukan PERASAAN... :)
NB: bagi yang mau konfirmasi bisa langsung kontak ke twitter @AryaSandhiyudha
Kultwit lain tema terkait dari @AryaSandhiyudha:
- Pilihan PKS Putaran 2 Bukan "SARA/Dogmatis"
- Pendeta : "Pilih yang seiman dan anak Tuhan"
___________ posted by: Blog PKS PIYUNGAN - Bekerja Untuk Kejayaan Indonesia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar