Senin, 24 Desember 2012

Merubah Mindset 'Frame Dakwah' | Kultwit @kang_nugo



Nugroho Adinegoro
@kang_nugo
| Media Communication Consultant
Bandung



  1. Terkadang merubah frame perjuangan dawah itu membenturkan garis haroki dgn garis ukhuwah islamiyah yg hrsnya tertali.. #frame

  2. Apakah ada sebuah negara yg telah menerapkan sistem ekonomi, peradilan, politik yg sdh mencapai tingkat yg meyakinkan?

  3. Apakah pengagungan sistem kita baik politik, ekonomi Islam, dll sdh mencapai tgkt yg menjanjikan saat ini?

  4. Pertanyaan sederhana memang. Tetepi itulah "lubang besar" yang menganga ketika kita mengkomunikasikan Islam pd masyarakat.

  5. Kita menjelaskan keunggulan ideologi, konsep khilafah, dari starting point yg abstrak, smntara masy.mngharapkan contoh aplikasi yg nyata.

  6. Kita bangga akan keunggulan di dunia maya spiritual, masyarakat justru terpesona kepada yg unggul didunia empiris.

  7. Sadarkah, kita ketika kita menjelaskan kehebatan Islam dimasa lalu, masyarakat menyaksikan keterpurukan kita saat ini.

  8. Ketika kita berupaya menjelaskan kebenaran Islam, masyarakat justru menantikan kehebatan kaum Muslimin dlm berperan.

  9. Sementara kita menjelaskan teori, mereka kompetitor kita memahami teori lebih baik melalui contoh kasus.

  10. Mari pahami cermin realitas, kebanyakan org belajar scara visual, tp kita penggerak dakwah berkomunikasi secara abstrak ttg Islam.

  11. Itu hanya cth sederhana, tapi menjelaskan mengapa gerakan dakwah belum mampu membus pusaran logika massa,penetrasi jaringan pemikiran, sospol..

  12. Sudah seharusnya gerakan dakwah mampu mengubah, memobilisasi dan mengendalikan massa.

  13. Ditingkat opini publik, Islam dan gerakan dakwah dgn mudah diisolasi tanpa pembelaan spontanitas dr masyarakat.

  14. Masyarakat jg sptnya saat ini blm begitu percaya dgn kemampuan gerakan dakwah beserta para pemimpinnya mengelola negara.

  15. Potensi2 keunggulan kader islam memimpin negeri tak diragukan, banyak kader Islam yg unggul dan mampu mengelola system. tapi msh sgt kecil.

  16. Scara kseluruhan, Islam & gerakan dakwah belum memegang peranan kunci dlm pembentukan kesadaran publik. perlu kerja extra.

  17. Padahal pembentukan kesadaran publik trhdp Islam adlh kondisi pendahuluan yg mutlak dlm perjalanan menuju kekuasaan.

  18. Rendahnya tgkt penerimaan publik dan kapasitas serta citra kita, sbenarnya adalah realitas yg berakar pd cara kita berpikir.

  19. Pikiran adalah cermin besar yang memantulkan potret realitas kita secara apa adanya.

  20. Pikiran adlh ruang kemungkinan (space of possibility) dan realitas adlh ruang tindakan yg telah jd nyata (space of action).

  21. Seluruh realitas kita hanya bergerak pada ruang kemungkinan itu. Makin bsr ruang kemungkinannuya, makin besar ruang realitasnya

  22. Maka, realitas kita hari ini, sesungguhnya merupakan buah dari benih pikiran kita yang telah kita tanam bertahun2 yang lalu.

  23. Mencermati konflik dgn penguasa yg mewarnai gerakan dakwah, realitas berakar dr kumpulan persepsi harokah ttg penguasa sbg kumpulan thagut.

  24. Begitu persepsi 'thagut' ini menguasai pikiran harokah, sense of war lgsg menyalakan alarm perang ketika berhadapan dgn penguasa.

  25. Misalnya lagi, fenomena ekslusifnya aktifis dakwah. Fenomena ini berakar dr persepsi bhwa masyarakat kita hidup dlm kubangan jahiliyah modern.

  26. Begitu seseorang melekatkan diri sbg aktivis dakwah, sgera saja ia merasakan superioritas spiritual & moral, & menemukan tembok pemisah.

  27. Keterbatasan dana juga bagian dari ironi besar yang membatasi ruang gerak dakwah kita.

  28. Pikiran kita selalu terfokus pd bgmn menyiasati keterbatasn dana, bukan bgmn menciptakan kelimpahan.

  29. Jika #frame keterbatasan slalu menghiasi kehidupan dakwah kita, maka selamanya keterbatasan akan menjadi realitas kita.

  30. Maka kita perlu sepakat, bahwa tindakan kita muncul sbg buah dari benih2 pikiran kita.

  31. Jadi pikiran adlh pusat kekuatan yang mengendalikan tindakan2 dan menciptakan realitas2 kita. Dakwah jg begitu.

  32. Sudah saatnya gerakan dakwah memikirkan kembali caranya berpikir, memikirkan kembali apa yg slama ini dipikirkan.

  33. Generasi pertama pemikir dakwah spt Hasan Al Banna, Sayyid Qutb memfokuskan pd pembangunan ideologi..

  34. Generasi kedua spt Syeikh Yusuf Qardhawian Fathi Yakan dll memfokuskan perhatian membangun kerangka pemikiran pergerakan.

  35. Ketika gerakan dakwah masuk di era keterbukaan, bermain di domain publik, persoalan terbesar adalah sumber daya.

  36. Ini persoalan yang dihadapi hampir diseluruh gerakan Islam di dunia. Yang perlahan menunjukkan diri dr eksistensi pembelajaran.

  37. Dgn menggunakan cermin realitas, persoalan sumberdaya muncul krn pusat perhatian kita belum bergeser ke tema bsr generasi ke1 ke gnerasi ke-2.

  38. Kita mungkin masih fokus bicara ideologi, blm sumberdaya. Kita msh bcara sistem pemerintahan Islam, Khilafah, dsb. Tp tak bicara kompetensi umat.

  39. Kita bicara sistem Islam is solution, belum bicara agenda aksi penyelesaian persoalan bangsa.

  40. Kita masih bicara kegagalan musuh dan belum bicara kesuksesan2 kita secara keseluruhan.

  41. Dakwah Kita masih bicara ghawzul fikri dan belum bicara strategi kebudayaan.

  42. Dakwah kita masih bicara konspirasi asing dan belum memikirkan sistem pertahanan dakwah.

  43. Kita masih bicara ikhtilaf belum bicara management organisasi yang kokoh.

  44. Dakwah kita masih bicara kterbatasan dana, belum bicara cara menciptakan kelimpahan dana.

  45. Dan dakwah kita masih bicara apa yg kita inginkan dan belum bicara sumber daya yang diperlukan dlm mencapainya.

  46. Selama pusat perhatian kita belum bergeser ke masalah penciptaan sumberdaya berkualitas, maka slama itu dakwah akan mengalami kemunduran.

  47. Ini hanya konsekuensi antara ketidakseimbangan, beban dan daya pikul. tampak tua & lelah, tertatih2 memikul beban obsesi khilafah yg terasa jauh.

  48. Kita patut bersyukur para pendiri ideologi dakwah telah meletakkan ideologi yang kokoh bagi umat.

  49. Mereka telah merampungkan tugas mereka dgn sempurna sbg batu tapal kokoh kebangkitan umat.

  50. Para pemikir pergerakan, juga telah membangun kerangka pemikiran gerakan bg pertumbuhan gerakan dakwah menuju kematangan.

  51. Generasi ke dua spt Yusuf Qardhawi, Fathi Yakan jg telah menjalankan tugas dgn sempurna membangun kerangka pemikiran dan pertumbuhan.

  52. Nah, skrg tugas kita sbg generasi ketiga dakwah untuk membawa bendera, menunaikan tugas sejarah mereka. Generasi pencipta sumber daya.

  53. Biarlah ditangan kita kebenaran menjadi nyata, dibumi Allah kita menyatu dengan kekuatan membangun Islam.

  54. Sekian sarapan kultuit pagi ni. Mudah2n ghirah dakwah semakin memuncak, memberi harapan & masa depan cerah bagi umat khususnya Indonesia :)



___________ posted by: Blog PKS PIYUNGAN - Bekerja Untuk Kejayaan Indonesia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar